Deddy Corbuzier dulu Vs Sekarang....

Sepulang kerja sering lihat acara televisi talk shownya Deddy Corbuzier di salah satu televisi swasta. Dari acara yang dibawanya terlihat tampilan Deddy Corbuzier dulu dan sekarang yang berbeda.
Dulu sih kalo menurut saya , Ia lebih idealis dengan penampilannya yang nyentrik, gaya bahasanya yang kaku dan terkesan misterius dengan bicaranya yang irit dan cuma bisa naik turunin alis dan tiba-tiba bisa menghilangkan atau membengkokan sesuatu. Triiiink *
Kalo ada yang lupa penampilannya dulu, nih saya ingetin lagi


Kalo saya perhatikan dan berusaha menganalisis dengan sekuat pemikiran yang saya miliki (*lebay dikit), Deddy Corbuzier sekarang nampaknya sedikit berubah haluan.
Mas Deddy (*supaya lebih akrab) sekarang lebih sering terlihat membawakan acara sebagai presenter.
Kalo dibandingkan dengan penampilannya dulu dan sekarang berbeda jauh. Secara fisik saja sudah bisa lebih manusiawi pada umumnya, dari segi gaya bicara pun Ia terlihat lebih terbuka, lebih banyol selayaknya orang yang membawakan acara sebagai presenter.


Kalo dilihat track record Mas Deddy dari dulu sampai sekarang dengan gayanya yang nyentrik dan mungkin idealis kayanya sekarang udah NGGAK!

Entah faktor apa yang membuat Mas Deddy turun ke presenter.
Mudah-mudahan aja Mas Deddy Corbuzier ga alih profesi jadi wakil rakyat di DPR.pleasepleasepleaseplease

Pernah baca salah satu blog bagus Pacarnya Vino Sebastian. Di blognya dia bercerita tentang pekerjaannya sebagai sutradara muda yang telah Ia pilih. Namanya Upi Avianto, Ia adalah sutradara muda berbakat yang sudah merilis film-film Indonesia yang cukup sukses di pasaran seperti 30 Hari Mencari Cinta, Reality Cinta dan Rock n Roll, Radit dan Jani, Serigala Terakhir.  Dalam blognya Ia berbagi cerita mengenai pekerjaan yang telah Ia pilih. Yap Ia termasuk seorang yang idealis dalam memilih profesi pekerjaan. Film-film yang Ia sutradarai adalah berdasarkan pemikirannya sendiri tanpa terkontaminasi orang lain dan Ia bukan director for hire alias bukan sutradara yang di kontrak orang lain hanya untuk menggarap ulang ide cerita film supaya lebih bagus. Ia mengaku memilih pekerjaan itu atas kesadaran dan kesukaannya sendiri. Makanya hasil-hasil filmnya terbilang sedikit dan terkesan ga produktif.
Tapi di satu sisi Ia harus tetap realitis dengan kebutuhan yang harus di penuhi dengan keluarga kecilnya, dan Ia berusaha mencari pekerjaan sampingan lainnya, tanpa menyingkirkan idealis dalam membuat suatu film sebagai pekerjaan utamanya.

Hmmm....terus apa hubungannya dengan Deddy Cobuzier???
Iya apa hubungannya gini malah jadi ngelantur gini (*gubraaaak)

hehehe...kidding, ya ada hubungannya lah yaitu mengenai profesi yang dilakoni dari awal dan tetap konsisten apalagi kalo sudah mencirikan suatu trend mark di masyarakat.
Mas Deddy yang dulunya terlihat  idealis dengan penampilannya yang kurang biasa sekarang ganti haluan jadi sedikit presenter touching lawak.
Yah mungkin banyak faktor yang melatarbelakangi itu semua. Who knows...
Tapi intinya tetap positif ko. Asal itu aja satu...."Jangan ganti haluan ke dunia politik "please pleaseplease

Intinya pekerjaan adalah suatu pilihan hidup sekaligus kebutuhan. Ada yang berusaha bertahan dengan pilihannya, ada yang harus berubah juga karena kebutuhan atau faktor eks. Yang terpenting adalah tanggung jawab atas setiap pilihan kita sendiri dan tidak menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan kita.
Seperti yang dikatakan oleh teman saya Albert Schweitzer (*ngaku-ngaku) Setiap orang ingin sukses tapi sukses bukan kunci kebahagiaan. Kebahagiaan adalah kesuksesan. Jika Anda mencintai apa yang sedang Anda lakukan, Anda akan sangat berhasil.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seni Decopage

Kisah Ronne Scallion sebagai motivasi hidup